Pelabuhan Paciran Perkuat Perdagangan Antar Pulau



Peresmian Pelabuhan Paciran Ja-tim
JATIM, (wart@ desa) ; -
Keberadaan Pelabuhan Penyeberangan Paciran Lamongan diharapkan dapat memperkuat perdagangan antar pulau di Jawa Timur, sehingga membawa dampak ekonomis bagi Jatim serta menjadi pendukung sarana perdagangan dalam negeri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat Peresmian Pelabuhan Penyeberangan Paciran Kabupaten Lamongan, Senin (29/4).
Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim itu mengatakan, pelabuhan merupakan pintu masuk strategis bagi perdagangan di Jatim. Untuk itu, peresmian pelabuhan ini bisa memperkuat perdagangan antar pulau di Jatim sekaligus
untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang sejak lama penuh atau overload. Selain itu, dapat menunjang lalulintas perdagangan senilai Rp 996 triliun.
Perkembangan perdagangan atau ekspor Jatim antar pulau di Indonesia naik menjadi Rp 4,91 triliun, sedang nilai impor hanya tercatat sebesar Rp 0,97 trilliun. Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, perdagangan antar pulau yang dilakukan Jatim dari tahun ke tahun menunjukkan angka kenaikan. Pada 2009 perdagangan antar pulau Jatim sekitar Rp 192 triliun naik menjadi Rp 204,2 triliun, pada 2010 meningkat menjadi  Rp 222,7 triliun, pada 2011 dan 2012 ada peningkatan hingga Rp 240 triliun.
Pakde Karwo mengusulkan, Wamen Perhubungan beserta jajarannya untuk melakukan perbaikan infrastruktur di Jatim. Ini dilakukan mengingat Jatim merupakan generator (power house) ekonomi di Indonesia. Usulan itu seperti penambahan runway di Pelabuhan Udara Juanda yang saat ini telah mengalami overload, Pelabuhan Abdurrahman Saleh Malang dijadikan sebagai pelabuhan udara internasional, perlu adanya perbaikan pelayaran rakyat, dan pembangunan jalur double track railway kereta api.    
Lebih lanjut disampaikannya, pembangunan infrastruktur perlu dilakukan. Semua ekspor impor memerlukan pembangunan infrastruktur untuk menunjang distribusi barang. ``Infrastruktur yang baik bisa mendukung transaksi perdagangan, sehingga distribusi barang dapat berjalan dengan lancar. Jika distribusi barang lancar, maka dapat menahan inflasi pada masyarakat,`` ujar Pakde Karwo.  
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono mengatakan, kementerian perhubungan akan terus memberikan layanan perhubungan transportasi. Salah satunya dengan adanya pelabuhan ini dapat meningkatkan konektivitas domestik (domestic connectivity). ``Konektivitas domestik harus dipacu agar perdagangan dalam negeri semakin kuat, kemudian baru mengembangkan konektivitas internasional,`` ujarnya.
Menurutnya, domestic connectivity penting untuk dilakukan, karena konektivitas ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain diresmikannya pelabuhan , akan diselesaikan pembangunan infrastruktur sabuk selatan yang menghubungkan Pulau dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Prov. Jatim Wahid Wahyudi mengatakan, Pelabuhan Penyeberangan Paciran ini memiliki kedalaman minus 8 m LWS (low water spring / meter bawah permukaan terendah air) masuk ke dalam klasifikasi kelas I. Pelabuhan ini bisa untuk antar pulau maupun antar provinsi.
Pelabuhan ini dapat meningkatkan konektivitas Jatim dengan provinsi Kawasan Indonesia Timur lainnya. Selain itu, pengoperasian pelabuhan ini untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas jalan di jalur Pantura dan memperlancar arus lalu lintas orang barang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pembangunan Pelabuhan Paciran dimulai tahun 2005 dengan biaya sebesar Rp 298,49 miliar dari APBN dan APBD. Sedangkan Pelabuhan Garongkong menghabiskan dana Rp 54 miliar.
Selain meresmikan pelabuhan, Menteri Perhubungan dan Pakde Karwo memberangkatkan dioperasikannya pelayaran perdana kapal jenis Ro-Ro dari Paciran ke Garongkong Sulawesi Selatan.
Perjalanan kapal dari Paciran menuju Garongkong memakan waktu sekitar 20 jam. Diharapkan dua hari sekali, kapal Ro-Ro berangkat secara bergantian. Ke depan, pihaknya berharap ada lebih banyak kapal penyeberangan lain yang dioperasikan dari Pelabuhan Paciran menuju pulau di provinsi lain.
Pada tahap awal yang diprioritaskan adalah angkutan barang. Tujuannya untuk menggerakkan aktivitas perekonomian di Jatim. Hal ini dinilai penting, karena barang yang diangkut dan dikirim ke Sulawesi tidak hanya berasal dari Lamongan dan sekitarnya. Tetapi juga berasal dari luar provinsi. ``Dengan begitu, aktivitas ekonomi tidak hanya tersentral di Surabaya. Pelabuhan Tanjung Perak sudah overload,`` ujarnya.

# Humas Setdaprov. Jatim