Empat Kategori Baru dalam Penghargaan Kebudayaan Tahun 2015
Jakarta, (wartadesainfo).
Kemendikbud ---
Penghargaan Kebudayaan Tahun 2015 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) memasukkan empat kategori baru. Empat kategori
tersebut adalah Kategori Pemerintah Daerah, Media, Komunitas dan Perorangan Asing.
tersebut adalah Kategori Pemerintah Daerah, Media, Komunitas dan Perorangan Asing.
Kategori
Pemerintah Daerah diberikan kepada Kabupaten Siak, sebagai kabupaten yang
merupakan bekas Kerajaan Siak yang berdiri sejak tahun 1723; Kabupaten
Banyuwangi, sebagai kabupaten yang mengunggulkan kebudayaan; dan Kota Ternate,
sebagai kota yang memiliki sejarah panjang terkait dengan eksistensi
ke-Indonesia.
Penghargaan
Kebudayaan diberikan Kemendikbud kepada pemerintah daerah (kabupaten/kota) yang
memiliki dan mengelola sumber daya alam dan budaya secara kreatif,
berkesimbangan dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat
sehingga berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan menginspirasi
masyarakat luas.
Kategori
Media diberikan kepada Kompas (media cetak); NET Tv (televisi), dengan program
“Indonesia Bagus; dan Radio Republik Indonesia (RRI) Palembang dengan karya
feature berjudul “Pempek Palembang”. Beberapa persyaratan yang menjadi
pertimbangan penilaian antara lain konten media mengandung edukasi kepada
masyarakat tentang cinta budaya Indonesia, dan memuat pendalaman pemahaman
mengenai ungkapan budaya Indonesia dengan berbagai suku bangsanya.
Kategori
Komunitas diberikan kepada Maha Bajra Sandhi, Lemah Putih, dan International
Dance Festival (IDF). Komunitas dalam penghargaan ini ditekankan kepada
jaringan sosial dan keterlibatan masyarakat di dalamnya secara sukarela serta
dapat memberikan dampak berupa interpretasi baru terhadap kebudayaan dan
tujuannya melampaui kepentingan internal kelompoknya sendiri. Selain itu,
komunitas juga memiliki tokoh atau inisiator yang dikenal luas, serta
kegiatannya tidak terpaku pada satu bidang kebudayaan saja.
Kategori
Perorangan Asing diberikan kepada Anthony H. Johns, ahli sastra Indonesia
modern dan naskah-naskah Islam klasik Indonesia; Henri Chambert-Loir, ahli
naskah Bima dan Melayu; dan Sandra Niessen, ahli sejarah yang berjasa dalam
pelestarian ulos. Beberapa kriteria yang menjadi penilaian untuk kategori ini
antara lain yang bersangkutan memiliki pengabdian dan pengorbanan di bidang
sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan dan bidang lain yang
bermanfaat besar bagi bangsa dan negara Indonesia, dan dapat dijadikan panutan
karena memiliki komitmen tinggi untuk aktif mengampanyekan secara terus-menerus
dan/atau melakukan kegiatan usaha pengembangan dan pelestarian budaya
Indonesia. (Desliana Maulipaksi)
Sumber : kemdikbud