Kemenkes Luncurkan Vaksin Baru Imunisasi Kombo, Satu Suntikan Untuk Lima Vaksin
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengeluarkan vaksin baru, yakni vaksin pentavalen. Vaksin gabungan dari vaksin dasar DPT-HB-HiB itu akan secara resmi digunakan untuk balita Indonesia pada hari Kamis, 22 Agustus 2013.
"Pencanangannya akan dilakukan di Karawang oleh
Menteri Kesehatan pada hari Kamis," ujar Direktur Surveilance Imunisasi
Karantina dan Kesehatan Matra, Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI, dr Desak
Made Wismarini pada temu media Kebijakan Introduksi Vaksin Pentavalen di
Jakarta, Selasa (20/8).
Sedangkan untuk perkenalan, lanjut Desak, pada tahun
2013ini hanya akan dilakukan di Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali dan NTB. Hal
tersebut dilakukan karena masih terbatasnya jumlah vaksin yang telah di
produksi oleh BioFarma, sehingga penerapannya harus secara berkala. "Yang
memproduksi baru biofarma, jadi tidak mungkin akan langsung dapat memenuhi
seluruh jumlah balita di Indonesia.
Menurutnya, dengan adanya vaksin pentavalen balita
tidak perlu berulang kali disuntik untuk berbagai jenis imun. Pasalnya, dalam
satu suntikan pentavalen terdapat lima vaksin untuk difteri, pertusis, tetanus,
hepatitis B, serta Hib (Haemophylus Influenza Type B).
Sebelum disatukan, balita setidaknya harus menerima 9
kali suntikan untuk vaksin DPT (mencegah difteri dan pertusis), HB (hepatitis B
) dan HiB (pneumonia). Setiap jenis vaksin akan diberikan tiga kali dalam
jangka waktu satu bulan. Dengan adanya vaksin baru ini, maka balita hanya perlu
mendapat suntikan tiga kali dengan jangka waktu yang sama. Oleh karena
itu,diharapakan akan mempermudah pemberian vaksin terhadap balita. Sehingga
perlindungan pada bayi dari penyakit menular akan lebih mudah dan angka
kematian bayi dan balita akan dapat ditekan.
"Vaksin ini seperti paket kombo, dikemas dalam
satu kemasan dengan lima komponen vaksin untuk lima jenis penyakit. Sehingga
kedepannya tidak perlu banyak suntikan," jelasnya.
Dalam situs resmi bio farma, vaksin ini dijelaskan
berupa suspensi koloidal homogen bewarna putih susu dalam vial gelas tidak
bewarna. Yang mengandung toksiod tetanus murni, difteri murni, dan bakteri
pertusis yang diinaktivasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung partikel HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) yang
sangat murni dan bersifat non-infectious.
Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan secara
intramuskuler dengan dosis 0.5 ml. Dan, harus menggunakana syringe dan jarum
baru yang steril setiap kali penyuntikan. Vaksin ini diberikan pada bayi usia 8
minggu, dan 2 dosis berikutnya diberikan dengan interval waktu 4 minggu.
Mengenai keamanannya, Ketua Satua Tugas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof Dr dr Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A (K)
menegaskan bahwa vaksin baru tersebut telah lulus uji Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Dengan nomor izin edar: DKL 1302906943A1. "Untuk masalah
keamanan sudah terjamin. BPOM telah mengeluarkan izinnya pada 14 Juni lalu.
Ia juga menegaskan, pihaknya juga telah bekerja sama
dengan Majelis Ulama Indonesia untuk label halal pada vaksin pentavalen ini.
Sehingga ia berharap, bagi pihak yang meragukan atau pihak yang enggan
menggunakan vaksin tersebut dapat memikirkannya kembali.
"Sebab, vaksin ini sangat penting untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan pada bayi dan balita akibat
penyakit pneumonia dan meningitis," tegasnya.
Namun, terdapat satu kelemahan dari vaksin pentavalen
ini. Karena penggabungan dari beberapa vaksin maka ikatannya menjadi kurang
erat jika dibandingkan dengan pemberian vaksin satu persatu. Hal tersebut
mengharuskan anak kembali harus disuntik vaksin pada usia 15 bulan sampai
dengan 1,5 tahun.
"Suntikan tersebut bukan pengulangan, tapi
penguat. HiB memang yang paling longgar jika dibandingkan dengan ikatan DPT dan
ikatan HB. Oleh sebab itu, antibodinya akan cepat habis. Jadi perlu diberi
penguat saat usia 1,5 tahun," jelas Sri Rezeki.
Sumber :www.jpnn.com
Tags:
Kesehatan