Canangkan Perekonomian Berbasis Masjid



Antusias mahasiswa UIN Malang
MALANG, (wartadesainfo) ; - Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mencanangkan perekonomian berbasis masjid. Tujuan pencanangan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memaksimalkan fungsi masjid. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh pengurus masjid agar ikut serta dalam program peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
``Banyak cara agar masjid bisa lebih berguna. Jadi, selain berfikir tentang akhirat, masjid bisa dimaksimalkan agar bisa membantu sesama dalam urusan dunia. Tempat spiritual dibangun dalam rangka habun minallah tapi juga memikirkan masyarakat,`` ujarnya saat Talkshow Gemari-Semanggi ``Pengembangan Posdaya Berbasis Masjid`` dan Pelepasan Peserta Kuliah Kerja Mahasisswa 2013 di Gedung H. Muhammad Soeharto Kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,Kamis(27/7).

Ia mengatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan bekerja sama dengan Pos Pemberdayaan Masyarakat (Posdaya) dan Bank BPR UMKM.  Dengan bekerja sama dengan kedua elemen tersebut, peran masjid bisa lebih berarti bagi masyarakat. ``Bersama Posdaya, masjid juga ikut peduli dengan lingkungan. Sebagai contoh, masjid bisa mengirimkan santrinya untuk ikut aktif dalam memberantas demam berdarah di lingkungan. Upaya tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian masjid dengan lingkungan,`` ucap Pakde Karwo sapaan akrabnya.

Bentuk lain kepedulian masjid bagi masyarakat, menurutnya, adalah bekerja sama dengan Bank BPR UMKM. Pemprov Jatim melalui Bank BPR UMKM memberikan kemudahan dalam memperoleh modal. Khusus mahasiswa, diberikan pinjaman modal Rp. 2,5 juta dengan bunga 6 persen per tahun atau 0,5 persen per bulan. Syarat yang diajukan juga tidak sulit yaitu hanya menunjukkan kartu mahasiswa atau kartu tanda penduduk.
Dana yang diberikan tersebut adalah bentuk upaya Pemprov Jatim menciptakan mahasiswa yang ingin menjadi wirausahawan muda. ``Semakin banyak mahasiswa yang mandiri dan secara tidak langsung membantu meningkatkan perekonomian Jawa Timur, yang saat ini 7,28 persen,`` ujarnya.

Dikatakannya, pemberdayaan ekonomi seperti itu adalah wujud manifestasi kebutuhan dunia, akan tetapi tidak melupakan faktor spiritual dan agama, karena dua hal tersebut adalah basis. Hal yang paling upaya tersebut adalah melebarkan fungsi masjid agar lebih berguna bagi masyarakat sehingga mampu menyejahterakan rakyat.

Dengan begitu, imbuhnya, tidak hanya modal akhirat saja yang diperoleh, tetapi masjid juga bisa digunakan sebagai modal dunia. Hal tersebut merupakan tugas bagi semua pihak agar masjid bisa berpengaruh dan fungsinya dirasakan oleh semua masyarakat.

Selain itu, dengan adanya pencanangan perekonomian dalam masjid juga menyinergikan program-program Pemprov Jatim yaitu Jalin Kesra, Taman Posyandu,dan KB. ``Upaya yang dilakukan Posdaya dan Bank BPR UMKM ini memperkuat dan menstimulasi program yang ada, menjadi lebih baik dan nyata yang bisa dikonkritkan dalam konsep seperti inj,`` tambah Soekarwo.

# humas pemprov jatim